Belakangan, tekanan dunia internasional terhadap pencemaran lingkungan semakin ketat. Kampanye produk hijau demikian gencar dilakukan. Kalangan industri di Barat pun mulai mengubah orientasi dan paradigmanya untuk lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Begitu juga dengan bisnis pertanian.
Kalau Anda sering berbelanja di supermarket atau mall, tak sedikit dijual beras, sayuran, maupun buah-buahan dengan label organik. Dibandingkan produk-produk pertanian konvensional lainnya yang dijual, penampilan produk-produk organik tidak terlalu berbeda. Baik dari kualitas penampilannya yang segar dan tidak cacat oleh ulat, warna daun sayuran atau buahnya yang cerah, maupun dari baunya.
Masyarakat modern tampaknya semakin sadar dengan kesehatannya. Merekapun mulai meninggalkan dampak buruk pertanian konvensional yang terlalu banyak menggunakan bahan-bahan kimia. Apalagi penggunaan bahan kimia ini terbilang boros, dari sejak pembenihan, penanaman, penyemprotan dan pembasmian penyakit, hingga pengawetannya umumnya menggunakan bahan-bahan kimia.
Dampak buruk dari bisnis pertanian non-organik makin terlihat dengan produknya yang semakin menurun. Lahan-lahan pertanian maupun perkebunan tak lagi subur dan menghasilan produksi dalam kapasitas yang cukup. Tak jarang pula panen gagal dipetik akibat berbagai sebab, utamanya hama tanaman yang makin kebal terhadap bahan kimia.
Selain itu, jenis penyakit yang menyerang manusia juga semakin banyak dan beragam. Kalau pada jaman dulu, orang-orang tua kita banyak yang sehat dan jarang muncul penyakit, apalagi penyakit yang berbahaya, namun kini penyakit mematikan seakan selalu mengintip bahkan mengiringi aktifitas konsumsi manusia. Apalagi produk-produk makanan kemasan buatan pabrik yang banyak mengandung bahan kimia kian gencar menyerbu lemari pendingin di rumah kita.
Gaya hidup kembali ke alam atau back to nature, belakangan marak dan menjadi trend masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Fenomena ini terutama dipengaruhi banyaknya temuan tentang dampak buruk pemanfaatan bahan-bahan kimia dalam pertanian.
Melalui perilaku dan pola hidup sehat, masyarakat mulai meninggalkan produk-produk makanan yang dihasilkan dari pertanian konvensional ke produk hijau sebagai hasil pertanian organik.
Kecenderungan baru ini tentu saja turut mempengaruhi bisnis pertanian secara keseluruhan. Produk-produk industri pangan di Barat sudah mulai mengurangi atau mencari alternatif yang lebih alami. Dari saat penanaman hingga pengemasannya untuk diekspor sudah banyak yang menggunakan bahan-bahan organik.
Begitu juga saat pengolahannya menjadi produk jadi dalam bentuk makanan atau minuman kemasan, mulai banyak yang mencantumkan penggunaan bahan-bahan non-kimia dalam kemasannya.
Sementara di Indonesia, produk hijau pun mulai banyak membanjiri toko dan pasar swalayan. Dari beras, sayuran, buah-buahan, hingga bumbu dapur sudah mulai banyak dihasilkan dari pertanian organik.
Ini tentu saja menggembirakan. Apalagi harganya yang umumnya lebih mahal dari produk pertanian konvensional, tentunya menjadi peluang yang cukup menguntungkan bagi para petani maupun produsen.