Pengertian Adaptasi dan Macam-Macam Adaptasi |Adaptasi adalah penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Lingkungan dapat berubah-ubah. Agar dapat bertahan hidup, makhluk hidup harus beradaptasi. Proses adaptasi seringkali tidak dapat diamati karena berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Yang dapat diamati adalah hasil adaptasi. Adaptasi menghasilkan perubahan pada makhluk hidup. Berdasarkan hasil perubahan tersebut, adaptasi dapat dibedakan menjadi adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
A. ADAPTASI MORFOLOGI
Adaptasi morfologi artinya penyesuaian bentak atau struktur organ tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Ciri-ciri morfologi pada tumbuhan misalnyaa) bentuk dan ukuran daunb) struktur jaringanc) daun, bentuk akar,d) bentuk dan struktur batang,e) bentuk alat perkembangbiakan.
Ciri-ciri morfologi pada hewan contohnyaa) ukuran tubuh,b) warna tubuh,c) bentuk paruh,d) bentuk kaki dan alat gerak yang lain,e) susunan gigi,f) alat pencernaan makanan.
Berikut inii akan dijelaskan bentuk adaptasi morfologi pada beberapa makhluk hidup.
1. Teratai dan Eceng Gondok
Teratai dan eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup di air. Keduanya memiliki daun yang tipis dan lebar. Teratai mempunyai akar yang melekat di dasar perairan, sedangkan daunnya mengapung di permukaan air. Tangkai daunnya berongga. enzirn percerna.
Berbeda dengan teratai, seluruh tubuh tumbuhan eceng gondok dapat terapung di permukaan air. Eceng gondok dapat terapung karena mempunyai tangkai daun menggembung yang berisi udara. Selain untuk mengapungkan tumbuhan, rongga udara tersebut juga berfungsi untuk bernapas atau pertukaran gas.
2. Kaktus
Berbeda dengan teratai dan eceng gondok yang hidup di air, kaktus hidup di daerah yang kurang air. Oleh karena itu, bentuk adaptasi kaktus berbeda dengan bentuk adaptasi teratai dan eceng gondok.
Kaktus mempunyai sistem akar yang panjang dan tumbuh menyebar sehingga dapat menyerap air dan daerah yang luas. Batang kaktus dapat menyimpan air (sukulen) dan daun kecil berbentuk duri. Bentuk daun demikian berfungsi mengurangi penguapan untuk menghemat air.
3. Kaki Burung
Bentuk kaki berbagai kelompok burung bermacam-macam, tergantung cara hidupnya. Misalnya, kaki itik mempunyai selaput yang menghubungkan jari-jari kakinya. Kaki berselaput seperti ini sesuai untuk hidup di air. Kaki berselaput memudahkan itik berenang dan berjalan di tanah berlumpur.
Contoh lainnya, burung pelatuk mempunyai empat jari kaki. Dua jari kaki menghadap ke depan, sedangkan dua jan kaki lainnya menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti ini membuat burung pelatuk dapat memanjat pohon secara tegak lurus.
4. Paruh Burung
Bentuk paruh burung bermacam-macam tergantung cara hidup dan jenis makanannya. Misalnya, burung elang mempunyai paruh yang besar, kuat, dan ujung runcing untuk merobek daging mangsanya.
Bebek mempunyai paruh pipih dan lebar. Bentuk paruh bebek sesuai untuk menjaring makanan di air. Contoh lainnya, paruh burung kakaktua pendek, kuat, dan melengkung. Paruh seperti ini sesuai untuk memecah biji-bijian yang merupakan makanannya.
5. Mulut Serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam. Berbagai bentuk mulut serangga merupakan hasil adaptasi terhadap jenis makanannya. Misalnya, serangga pemakan daun mempunyai rahang atas dan bawah yang kuat. Serangga pengisap tidak mempunyai rahang, tetapi mempunyai alat pengisap. Berdasarkan jenis makanannya, mulut serangga dibedakan menjadi empat tipe sebagai berikut:
a. mulut penggigit pengunyah, misalnya pada belalang
b. mulut penusuk pengisap, misalnya pada nyamuk
c. mulut penjilat, misalnya pada lalat
d. mulut pengisap, misalnya pada kupu-kupu
Ada beberapa bentuk adaptasi morfologi yang lain. Misalnya, hewan-hewan yang hidup di daerah dingin memiliki bulu yang tebal untuk melindungi tubuhnya dan pengaruh suhu udara yang dingin. Perhatikan gigi-gigi kucing dan bandingkan dengan gigi-gigi kambing.
B. ADAPTASI FISIOLOGI
Seperti halnya bentuk morfologi organ tubuh, proses fisiologi di dalam tubuh makhluk hidup juga disesuaikan dengan lingkungannya. Kemampuan menyesuaikan diri tersebut merupakan hasil perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang lama. Proses penyesuaian diri itu sendiri dapat berlangsung secara cepat. Berikut ini adalah beberapa contoh adaptasi fisiologi yang terjadi pada makhluk hidup.
1. Penyesuaian terhadap Intensitas Cahaya
Jika kita berada di ruang yang gelap atau remang-remang, maka pupil mata kita akan terbuka lebar. Sebaliknya, jika kita berada di ruang yang terang, maka pupil mata kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata merupakan upaya untuk mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata. Sinar yang kekuatannya (intensitasnya) tinggi dapat mengganggu atau merusak sistem kerja mata. Sebaliknya, jika sinar yang masuk terlalu lemah atau kurang, maka kita sulit untuk melihat. Proses melihat melibatkan banyak proses fisiologi. Artinya, upaya mata kita mengatur jumlah sinar yang masuk melalui pupil merupakan proses adaptasi fisiologi. Adaptasi fisiologi semacam ini merupakan contoh adaptasi yang sifathya reveksibel atau dapat balik.
2. Penyesuaian terhadap Kadar Oksigen
Jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah pegunungan yang tinggi (misalnya pada ketinggian lebih dan 2.000 meter di atas permukaan laut), maka akan terjadi perubahan fisiologi di tubuh orang tersebut. Mula-mula pernapasannya menjadi lebih cepat. Hal ini merupakan upaya tubuh untuk mencukupi kebutuhan oksigen karena kadar oksigen di udara pegunungan lebih rendah jika dibandingkan kadar oksigen di daerah pantai. Dalam jangka waktu yang lebih lama, kondisi ini akan teratasi dengan meningkatnya jumlah butir-butir sel darah merah (eritrosit) di dalam darah Eritrosit merupakan bagian darah yang berguna untuk mengangkut oksigen. Semakin banyak jumlah eritrosit,
3. Penyesuaian terhadap Kadar Garam
Ikan air laut menghasilkan urin lebih pekat dibandingkan ikan air tawar. ini disebabkan kadar garam air laut lebth tinggi daripada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam air laut menyebabkan ikan air laut kekurangan air. Air dan dalam sel tubuh ikan laut keluar melalui proses osmosis. Karena kekurangan air, ikan harus banyak minum air laut.
Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi (pekat). Untuk mengurangi kepekatan cairan tubuhnya, ikan mengeluarkan urin yang pekat pula. Untuk mengimbangi banyaknya air yang keluar dan tubuhnya, ikan air laut hanva mengeluarkan sedikit urin.
Hal sebaliknya terjadi pada ikan air tawar. Karena cairan di lingkungan lebih encer daripada cairan di dalam tubuh ikan, air dan lingkungan masuk ke tubuh ikan secara osmosis. Untuk mengatur keseimbangan osmotik dan ion, rnsang menyerap garam (NaC1). Untuk membuang kelebihan air, ikan air tawar banyak mengeluarkan urin yang encer. Peristiwa semacam ini merupakan adaptasi fisiologi ikan terhadap lingkungannya.
C.ADAPTASI TINGKAH LAKU
Adapatasi tingkah laku berhubungan dengan perilaku makhluk hiudp untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh adaptasi tingkah laku pada beberapa makhluk hidup
1. Rayap
Di usus rayap terdapat Flagellata penghasil enzim selulase yang dapat mencerna selulosa. Anak-anak rayap yang baru menetas menjilati dubur induknya untuk mendapatkan Flagellata tersebut. Rayap dewasa yang berganti kulit memakan kembali kulit yang terkelupas itu untuk mendapat Flagellata.
Tingkah laku rayap tersebut merupakan contoh adaptasi tingkah laku.
2. Predator
Hewan-hewan predator (karnivor) umumnya mampu bergerak cepat. Mengapa demikian? Hewan-h ewan karnivor harus bergerak cepat karena mereka harus mengejar dan menangkap mangsanya. Jika tidak demikian,
3. Kucing
Kucing biasanya mengincar mangsanya, misalnya tikus, cecak, kadal atau yang lain, dengan cara mendekam. Begitu mangsa mendekat dan lengah, maka kucing tersebut akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian merupakan cara untuk menghemat energi. Peristiwa semacam mi merupakan contoh adaptasi perilaku pada kucing
4. Paus
Paus bukanlah ikan, melainkan hewan menyusui yang hidup di air. Paus bernapas dengan paru-paru, sehingga paus harus menyembul ke permukaan air untuk bernapas. Pada saat muncul ke permukaan air, paus mengeluarkan sisa pernapasan dan menghirup udara untuk disimpan di paru-paru saat menyelam ke dalam air.
Contoh adaptasi tingkah laku lainnya yang dilakukan hewan adalah serangga berbunyi nyaring untuk memikat pasangannya, migrasi burung ke wilayah lain di belahan dunia karena pengaruh musim, ikan mujair memasukkan anak-anaknya ke dalam mulut untuk melindunginya dan gangguan hewan lain, dan ular menjulurkan lidahnya untuk mengenali bau mangsanya.
5. Tumbuhan
Sebagian tumbuhan menunjukkan adaptasi tingkah laku dalam hidupnya. Misalnya, daun putri malu (mimosa mudica ) segera menutup jika disentuh. Hal tersebut merupakan adaptasi untuk melindungi diri dari serangan hewan. Dengan menutupnya daun, maka hewan herbivore sulit membedakan antara ranting berduri dengan daun. Ada tumbuhan yang membelokkan tubuhna kea rah datangnya cahaya ini. Merupakan adaptasi tingkah laku terhadap pengaruh cahaya
Sekian Artikel tentang Pengertian Adaptasi dan Macam-macam Adaptasi, Semoga Bermanfaat